Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi
Seksi 100 -- Prinsip - prinsip dasar etika profesi:
1. Integritas -- Praktisi harus tegas dan jujur.
2. Independensi -- Hampir sama dengan Obyektifitas.
3. Obyektifitas -- Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, dan pengaruh yang tidak layak.
Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional:
1. Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya. -- Ini membutuhkan dana yang tidak murah (baik waktu, uang, dan fikiran) dan selalu mengikuti perkembangan.
2. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai setandar profesi dan kode etik profesi. -- Semisal : Akuntan publik standarnya SPAP dan SPKN (itu sudah termasuk SPAP).
Contoh kasus: Atasan kita membatasi untuk melakukan tracing. Selama mengikuti prosedur audit itu kita mengikutinya. Pertama praktisi harus melakukan standar profesi, dalam kasus tersebut ada salah satu tim ada yang sengaja melanggar etika proses tersebut. Untuk menanggulanggi hal tersebut kita bisa mengkonfermasi hal tersebut ke atasan sesuai dengan standar atau tidak hal tersebut. Kalau ternyata masih tetap, kita harus mengambil sikap tegas.
Sikap audit itu harus skeptis agar meningkatkan prinsip kehati-hatian. Meskipun selama dua tahun berturut melakukan audit dan mengetahui bisnis prosesnya.
Karakter auditor (seharusnya) :
1. Bersikaplah spt auditor yang independent.
2. Selalu meningkatkan untuk siap berkompetensi.
Insider trading : http://jurnalsrigunting.wordpress.com/2012/12/22/insider-trading-suatu-tindak-pidana-di-bidang-pasar-modal/
Sejauhmana komitment auditor terhadap profesi audit?? (tanyakan pada hati -- Kata Hati Auditor)
Prinsip perilaku profesional:
1. Praktisi wajib memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
2. Harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kompetent itu menghindari "Teklas Tekomah"
Seksi 200 -- Ancaman dan Pencegahan
Klasifikasi Ancaman:
1. Ancaman kepentingan pribadi.
2. Ancaman telaah pribadi
3. Ancaman advokasi
4. Ancaman intimidasi, dsb
Contoh: kasus enron (http://nielam-tugas.blogspot.com/2012/10/kasus-enron.html).
Ketergantungan:
1. Ketergantungan cenderung besar.
2. Ketergantungan terlalu kecil.
Sikap yang baik, itu seperti acara royal wedding di kraton jogja yang diperiksa oleh KPK. (http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2769/1/royal.wedding.keraton.yogyakarta)
Menjaga Independensi
Penandatangan itu harus 3 kali, setelah itu diganti ditahun ke 4 dilepas, untuk menjaga indepandensi agar melakukan rotasi dalam melakukan audit, kelebihan yang lain memberi kesempatan KAP yang lain atau berbagi rezeki.
Prinsip Watuk dan Watak
PPN vs PPh21
Etika yang ideal itu seperti apa? apakah etika yang berkomitment kuat terhadap rule yang sudah ditetapkan atau etika yang dimana kita menyesuaikan dengan keadaan??
Out of box
With Pak Santoso
Komentar
Posting Komentar